Bogor, 7 Februari 2013
Tak terasa *ataulebih tepatnya terasa sekali* sudah dua hari di kota hujan. Dan cocok seperti namanya dua haripun hujan terus. Datang ke kota ini dengan setengah hati, antara iklas rugas negara, dan keterpaksaan sebagai korban surat tugas. Merasa dipinggirkan...ya...apalagi dengan kasus sehari sebelum berangkat yang masih menyisakan gumpalan di hati. Berbeda dengan diklat sebelumnya yang kulakukan dengan keyakinan dan harapan, kali ini agak menyesakkan di dada.
Arsip, kata yang melekat dipikiranku, masih menyisakan keraguan juga. Apakah kata ini akan menjadi beban ataukah akan membawa masa depan masih menjadi misteri. Karna hati ini masih belum tergerak untuk mencintai bidang ini.
Hari pertamapun kulalui tanpa rasa, seperti zombie rasanya. Mendengarkan mereka bicara rasanya seperti siksaan. Kesinisan dan keskepstisan bahkan curiga sempat terbersit di kepala. Di tengah hingar bingar rekan-rekan, aku hanya tersudut di pojok belakang dan asik dengan henponku, i don't care.
Tapi hari ini sesuatu terjadi, mungkin aku capek besikap sinis, ataukah merasa tidak ada gunanya sikap itu....riba-tiba aku memutuskan untuk mendengarkan, seseorang berkata untuk membuka hati. Lambat laun tegelitik untuk berpartisipasi, berkenalan dengan teman2 dari penjuru negeri, berbagi pengalaman, berpendapat, mempertanyakan hal yang mengganjal.
Melihat dan mendengar semangat teman2, yang menempuh puluhan bahkan ratusan kilometer hanya untuk hadir di tempat ini, menyisihkan lawan2nya, meninggalkan keluarga...membuatku malu. Mereka sudah berumur dan berbagai motivasi mereka datang kesini membuka jendela baru.
Aku tidak akan berjanji akan mencintai bidang ini, that's long way to go...paling tidak aku hanya bisa berjanji untuk lebih memberikan hatiku disini. As the time goes by, i think it's not as bad as i though before. But 32 more days to go is a long counting...

Semangat Mba. Do your best. :)
ReplyDeletehope so ririn ^^
ReplyDelete